A. Sistem Komunikasi Kelompok
1. Tanda-tanda perlakuan kelompok
secara verbal dan non verbal bahwa saya dianggap kelompok mereka (in-group)
:
·
Secara
verbal, tanda-tanda perlakuan in-group kepada saya berupa ungkapan secara
lisan, kalau saya masuk ke dalam kelompoknya. Misalnya seperti, “ulfa, nanti
ikut ke acara arisan keluarga ya..” (in-group primer)
“ulfa,
nanti jangan lupa rapat BEM ya, di lobby FIDIK UIN Syarif Hidayatullah” (in-group
sekunder)
·
Secara
non verbal, tanda-tanda perlakuan in-group kepada saya berupa perhatian yang
keluarga lakukan terhadap saya, bahwa saya adalah anggota keluarga yang sangat
berharga. Jika saya pulang telat, maka ibu saya sms saya “kakak lagi dimana?
Kok pulangnya telat?” itulah salah satu yang mereka tunjukkan kepada saya, atau
ketika saya terlihat murung maka anggota keluarga saya langsung mendekati saya
dan bertanya “sedang ada masalah apa? Mau berbagi cerita?”
Tanda-tanda perlakuan kelompok
secara verbal dan non verbal bahwa saya di luar/ bukan kelompoknya (out-group)
:
·
Secara
verbal, tanda-tanda perlakuan out-group kepada saya berupa ungkapan secara
lisan sindiran. Misalnya seperti: “loh, ulfa masuk kelompok penelitian
psikologi ini juga ya?”
·
Secara
non verbal, tanda-tanda perlakuan out group kepada saya berupa cara melihat
anggota itu dengan sinis, gerak-gerik mereka dan saya yang tidak nyaman.
2. Menurut saya, norma anggota
saya pasti menjadi referensi perilaku saya. Kenapa? Karena saya adalah manusia
yang Behavioral, artinya saya manusia yang di bentuk oleh lingkungan saya.
Namun, saya tetap melakukan selektivitas dalam memilih norma anggota, mana yang
baik untuk menjadi referensi perilaku saya. Yang baik saya ambil, dan yang
buruk saya buang. Itulah prinsip saya.
·
Kelompok
paling banyak yang saya ambil untuk menjadi referensi perilaku saya adalah
keluarga. Karena 80% perilaku saya di bentuk oleh keluarga, orang tua saya
telah menanamkan ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum untuk menyelektif antara
perilaku yang haq dan perilaku bathil agar aqidah dan akhlak saya karimah serta
saya selalu istiqomah di jalan Allah, manakala saya terjerumus kelompok yang
bathil.
·
Menurut
saya, Dengan adanya komunikasi kelompok menjadi wadah untuk bertukar informasi
dan pengetahuan. Karena menurut ahli psikologi dan sosial, orang yang sering
berkomunikasi dan banyak kelompok akan bertambah pengetahuannya dan berkurang
ketidak tahuannya atau ketidak pastiannya. Dan dengan adanya kelompok, menjadi
wadah kita untuk menunjukkan kreatifitas kita, mencurahkan keluh kesah dan
pikiran kita, dan mendengarkan cerita perjalanan hidup yang dapat kita petik.
Kadang, dengan adanya komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan
gagasan yang kreatif, serta dapat membantu membentuk kepriadian kepemimpinan
atau bertanggung jawab.
3. Saya pernah berkelompok saat
saya menjadi santri di Pondok Pesantren Modern An-Najah. Kelompok ini adalah
kumpulan orang-orang yang memiliki nasib sama (santri/perantau), tujuan yang
sama (menuntut ilmu). Di sinilah tempat saya berkeluh kesah, bertukar pikiran (sharing),
saling membantu, belajar mandiri, belajar hidup dengan baik. Di kelompok ini
kita dapat saling memberi motivasi, tatkala saya atau anggota kelompok saya
sedang mengalami kesulitan. Karena di kelompok saya terasa sangat akrab, sangat
personal dan sangat menyentuh hati kita (saya dan kelompok), ketika ada yang
mengganngu hati diantara anggota kita, maka secara refleks anggota yang lain
akan ikut merasakan apa yang anggota (terganggu) rasakan.
Saya pernah juga ikut kelompok
yang bersifat in-group sekunder, artinya saya masuk ke dalam anggota kelompok
namun yang tidak menyentuh hati saya, Seperti seminar nasional di Auditorium
Utama Harun Nasution UIN Jakarta. Anggota kelompok seminar nasional ini memiliki
karakter yang berbeda, seperti dari segi pengetahuan yang berbeda, latar
belakang yang berbeda, hobi yang berbeda, pola pikir yang berbeda dan yang
paling penting ini adalah kelompok yang bersifat sangat sementara (hanya
beberapa hari bahkan jam), sehingga tidak menyentuh hati para anggotanya.
·
Ada
perbedaan dalam komunikasi kelompok preskriptif:
a. Diskusi meja bundar: kelompok
ini berfungsi untuk menyelesaikan masalah, bertukar wawasan/pendapat, dan
mengambil keputusan. Format tempat duduk yang di buat adalah bundar, agar semua
anggota dapat berpartisipasi dalam menyampiakn pendapat (artinya, bebas
berpendapat).
b. Simposium: adalah serangkaian
pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang
pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial, dalam format diskusi yang
sudah dirancang sebelumnya.
c. Diskusi panel: adalah format
khusus yang anggota kelompoknya saling berinteraksi, baik hadap-hadapan maupun
melalui seorang mediator, diantara mereka sendiri dan dengan hadirin, tentang
masalah yang kontroversial. Biasanya formasi duduknya adalah empat bangku
menghadap ke para hadirin.
d. Kolokium: adalah sejenis format
diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan
pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa orang) ahli.
e. Seminar: adalah pertemuan untuk
persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru
besar atau seorang ahli).
f. Konferensi: adalah rapat atau
pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai sesuatu masalah yang
dihadapi bersama.
g. Kongres: adalah kumpulan orang,
terutama untuk tujuan politik.
4. Polarisasi adalah proses suatu
kelompok yang tadinya tidak pro, setelah di diskusikan malah berubah menjadi
lebih pro atau malah menjadi kontra, sebaliknya jika suatu kelompok yang
tadinya kontra, setelah di diskusikan dan mendengar pendapat orang lain mereka
malah tambah makin kontra atau berubah menjadi kontra. Jadi, polarisasi sah-sah
saja dan pasti terjadi di suatu kelompok, karena dengan adanya perbedaan yang
di diskusikan akan menabah ilmu dan melatih persepsi kita.
Di setiap kelompok apapun
pernah mengalami hal tersebut. Contohnya saya adalah anggota kelompok ikatan
alumni An-Najah (ILUNA). Sering ketika kami mendiskusikan program kerja adanya
kendala atau hambatan dalam menjalankannya, nah sebelum berdiskusi ada teman
saya yang pro terhadap solusi yang saya berikan. Namun ketika diskusi di mulai,
teman saya malah kontra terhadap pendapat saya, dia malah pro ke pendapat teman
saya yang lain.
Kohesi kelompok adalah kekuatan
yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan
mencegah meninggalkannya. Kohesi kelompok naik saat adanya ketertarikan anggota
secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan
dan fungsi kelompok; dan sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai
alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
Kohesi kelompok saya turun saat
anggota sudag merasa tidak lagi tertarik secara interpersonal satu sama lain;
tidak adanya lagi tertarik pada kegiatan yang di adakan kelompok; sudah tidak
adanya lagi ketertarikan kelompok itu sebagai alat memuaskan kebutuhan
personalnya.
Jadi, kohesi kelompok itu erat
kaitannya dengan kepuasan anggota kelompok. makin kohesifnya suatu kelompok,
Makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok.
Menurut saya, dengan adanya
kelompok memang memudahkan saya dalam melaksanakan tugas. Kenapa? Karena pertama,
dengan berkelompok saya menjadi termotivasi agar tidak kalah atau tertinggal
mengerjakan tugas UAS Psikologi Komunikasi & Tabligh dengan teman-teman
saya; kedua, jika ada soal yang saya tidak pahami, bisa bertanya ke
teman-teman lain atau bertukar pendapat tetang suatu ilmu.
C.Sistem Komunikator dan
pesannya
CURRICULUM VITAE
Nama : Drs. H.
Sunandar Ibnu Nur, M.Ag
Tempat
Tgl. Iahir :
Bogor, 26 Juni 1962
Agama : Islam
Status : Menikah (3 anak)
Hobby : Badminton, Tenis
Meja, Catur, Renang, Nonton.
Alamat : Jl. KHM. Naim I/37 Rt.
005/011 Cipete Utara
12150 Jakarta Selatan.
Telp.
/Fax. : R. 021.7254886. K. 021.7432728
Hp. 0811.88.2519 / 0815.877.1962 /
0812.9999.150
Pendidikan :
- SDN III Dramaga Bogor, selesai
tahun 1974
-
SMPN V Bogor, selesai tahun 1977
-
KMI Pondok Modern Gontor, selesai tahun 1982
-
Univ. Ibnu Kholdun Bogor, tahun 1982 (tidak
lanjut)
-
IAIN SYAHID Jakarta Fak. Ushuluddin:
Sarjana
Muda, selesai tahun 1986
Sarjana
Lengkap, selesai tahun 1989
-
Program S-2, PPS IAIN SUKA Yogya, selesai tahun
1997
-
Program S-3, PPS UIN SYAHID Jakarta, 1998 – ...
Organisasi : - Ketua LDMI HMI Cabang Ciputat, tahun
1985-1988
-
BPKM IAIN Jakarta, 1986 – 1988
-
Sekum KMAPBS IAIN Jakarta, 1987 – 1989
-
Bendum IKPM-Gontor Cabang Ciputat, 1987 – 1990
-
Asean Youth Training Leadership, tahun 1990
-
Field Officer KTT Non-Block, Jakarta tahun 1991
-
Ketua Yayasan “Ashaabul Kahfi” sejak tahun 1990
-
Dewan Syuro Majlis Az-Zikro, 2002 – sekarang
-
Petugas Haji di Sektor Madinah, 2002
-
Dept. Kom. & Informasi IKPM DKI, 2000 -
2003
-
Dept. Kom. & Informasi IKALUIN (Ikatan
Keluarga Alumni UIN), 99 - 04.
-
Redaktur Ahli Majalah GONTOR, sejak Mei 2003
-
Ketua Umum IKPM DKI Jaya, 2004 – 2007
-
Kabid Peningkatan SDM Majlis Kerjasama Dakwah
At-Tin, sejak 2003
Pengalaman Kerja : -
Instruktur Bahasa Inggris BBC Int., thn 1986 – 1992
-
Kep. Sek. SMIP Triguna Jaya, thn 1992 – 1994
-
Manajer AKADEMIKA English Course, thn 1993-1995
-
Koord. dan Moderator Kuliah Subuh TPI,
1991 – 2000
-
Konsultan Agama & Budaya RCTI, tahun
2000 – 2003
-
Dosen Kader Muballigh Al-Azhar, thn 2003 - 2004
-
Direktur PT. Prabu Multi Media, sejak 2003
-
Dosen di Fakultas Dakwah UIN Jakarta (PNS),
1991 - sekarang
Aktivitas Dakwah : -
Ceramah di berbagai Majlis Ta’lim
-
Instruktur Pelatihan Kader Muballigh di
Al-Azhar Keb. Baru
-
Instruktur
Training Dakwah di Lembaga Dakwah dan Ormas
-
Instruktur
Training Jurnalistik Islam di Gontor, At-Tien dll.
-
Khotib Jum’at tetap di : Masjid Raya Pondok Indah, BRI Pusat,
Gd. Bidakara, Bank Niaga Sudirman, Gd.
BEJ, Menpora,
Dept. PARPOSTEL, Masjid UIN Jakarta,
Univ. Darma Persada,
Komp. MPR, Dept. Kehakiman, Komp.
Pertamina dll.
- Menjadi moderator dan atau narasumber di
berbagai seminar
-
Menjadi MC di berbagai tempat; lokal dan nasional
Pengalaman
di Bidang Pendidikan :
*
Tahun 1985 – 1990. Mengajar English & Arabic
di SMA Imam Bonjol
*
Tahun 1989 – 1994 Mengajar English di SMA Triguna Jaya
*
Tahun 19 91 – 1994 Mengajar English di SMIP
Puspita Bangsa
*
Tahun 19 91 – 1993 Mengajar English di Aliyah Darul
Maarif
*
Tahun 1991 – 1993 Mengajar English di Standard English
Course
*
Tahun 1986 -
1992 Mengajar English
di BBC Int. Cinere
*
Tahun 1986 – 1992 Mengajar English di BBC Int. Pondok
Labu
*
Tahun 1992 – 1994 Manajer
English Course Akademika
*
Tahun 1986 - 1994 Mengajar private English di beberapa tempat
*
Tahun 1991 – sekarang Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Sunandar,
kelahiran Darmaga Bogor Jawa barat tanggal 26 Juni 1962 adalah putra ketiga
(bungsu) dari pasangan Bapak Nurja dan Siti maemunah yang keduanya asli Bogor
alias Sunda.
Mengawali
pendidikan pertamanya di SDN III Darmaga Bogor (1974), lanjut ke SMPN V Bogor
(1977), lalu mengajukan diri kepada orang tuanya untuk nyantri di Pondok
Pesantren Gontor. Pucuk
dicinta ulam tiba, keinginannya untuk mondok disetujui, lalu begitu tamat dari
SMP langsung berangkat merantau ke Ponorogo Jawa Timur walau ijazah belum ia
terima. Sebelum masuk Pondok Modern Gontor, ia transit nyantri di Pondok
Pesantren Wali Sanga Ngabar Ponorogo selama 7 bulan.
Tahun 1978 ia masuk Pondok Modern Gontor
yang ia merasa betah dan nyaman selama nyantri walau belum pernah sekalipun
ditengok oleh orang tuanya. Selama di Gontor ia dengan leluasa menyalurkan
hobinya berolah raga hingga menjuarai badminton dalam acara akbar tahunan
"Gontor Cup", pendiri Persatuan Bulutangkis "Hayam Wuruk"
dan menjadi pemain inti sepak bola dan
ketua club sepak bola "Darussalam", satu dari 7 club yang ada di
Gontor. Ia juga aktif dan terpilih sebagai Pembina pramuka Gugus Depan dan
ketika duduk di kelas 3 eksperimen B menjadi juara lomba pidato bahasa Inggris
se-Gontor, ajang lomba tahunan yang melalui tahap seleksi ketat dan prestise.
Tamat dari Gontor (1982) ia mengamalkan
ilmu, mengajar bahasa arab di Pontren Darul Ulum Bantar Kemang, PGA Bogor,
Yapis dan Madrasah Tsanawiah Cijeruk sambil kuliah di Universitas Ibnu Kholdun
Bogor. Tahun 1983 pindah kuliah di IAIN Jakarta Fakultas Ushuludin (sarjana
muda 1986) dan fakultas ushuludin jurusan dakwah (sarjana lengkap 1989). Selama
kuliah, ia aktif diorganisasi intra dan ekstra, pelopor berdirinya persatuan
sepak bola IAIN bersama staf ahli PUREK III, almarhum Ruhyat Sulaiman dan ketua
Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam Ciputat. Cikal bakal dari keterpanggilan menjadi
praktisi dakwah.
Tahun 1990 menjadi asisten dosen (alm)
Prof. DR. H. Aqib Suminto di FU-D dan tahun 1991 diangkat menjadi dosen saat
Dakwah berdiri sendiri sebagai fakultas di IAIN Jakarta. Di tahun yang sama ia
mengawali kiprah dakwah di televisi, yaitu
menjadi moderator acara "Kuliah Subuh" TPI. Tahun 1993
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan setahun berikutnya tugas belajar,
melanjutkan studi S-2 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas biaya dari
Departemen Agama. Usai dari Yogya kembali mengajar aktif di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Jakarta, setahun berikutnya kembali mendapat beasiswa dari
Departemen Agama Republik Indonesia melanjutkan studi program S-3 di UIN
Jakarta.
Selain menjalani aktivitas mengajar di
fakultas dakwah, ia juga mengajar bahasa Inggris di berbagai tempat kursus,
semisal BBC Int. Dan
memberi les privat bagi kalangan eksekutif. Saat yang sama juga ia geluti
berkiprah dalam acara-acara dakwah di televisi, sebagai berikut:
- Koord.
dan Moderator Program Kuliah Subuh TPI, 1991 – 2000
- Script
Writter Program Mutiara Subuh ANTV, 1998 - 2003
-
Konsultan Agama & Budaya RCTI, tahun 2000 – 2003
-
Konsultan non-formal Program Sentuhan Qolbu Trans TV, 2003
-
Moderator Program Hikmah Pagi TVRI, sejak Maret 2004
-
Menangani Production House, Tri-F Production, PT. Prabu Multi
Media dan terakhir PT. Tri Vastabica
-
Instruktur Training Jurnalistik Islam di
Gontor, Masjid At-Tien,
kopertais dan perguruan tinggi
-
Redaktur Ahli Majalah GONTOR, sejak May 2003
- Pemred
Jurnal Dakwah (Bengkel Dakwah) At-Tiin, 2004
- Dewan
redaksi dan penulis kolom HIKMAH di majalah PAKAR
- Penulis,
pengamat dan peneliti aktivitas dakwah.
- Tahun 2004, saat menjadi
tim sukses cawapres Hasyim Muzadi, mendapat undangan dari East West Centre
dalam acara Seminar International for Senior Journalists di Washington,
Atlanta dan Los Angeles, sebagai duta dari Indonesia bersama Arif Suditomo
RCTI.
Kiprah
ketua alumni Gontor (IKPM DKI) dan suami dari putri betawi Dra. Tuti Alawiyah serta ayah dari 3 orang anak; Fira Sintia
Octa Zafira, Fischa Desfariha Winanda dan Feris AlWidar Jan Alfaen
sekarang ini adalah mengajar, menjadi khotib dan berdakwah di berbagai tempat
dan memproduksi/memandu acara dakwah dan program talkshow/variety show di TVRI.
Cita-citanya menjadi umat Nabi Muhammad yang khoerunnasi anfa'uhum linnasi, dan
hidup husnul khotimah, bahagia dunia akherat. Amin.
a. Pada saat ia masih menjadi
pemula, ia sering mengalami jatuh-bangun. Namun, semangatnya tak pernah padam.
Ia selalu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya agar tidak
terulang kembali. Pernah saat beliau melamar pekerjaan sebagai presenter “Kuliah
Subuh” di TVRI, ia diharuskan menulis script acara sendiri yang akan dia
bawakan. Namun, hocky belum berpihak kepadanya, ditolaklah beliau. Tapi,
beliau selalu mencobaa untuk berlatih menulis script acara, menyerahkan ke HRD
dan ikut audisi. Alhamdulillah, akhirnya dengan kegigihannya beliau diterima
dan masih aktif hingga sekarang menjadi presenter “Kuliah Subuh” di TVRI.
Di sela-sela wawancara, ia
pernah berpesan, “jika kita ingin berdakwah, persiapkanlah diri kita! Mulai dari
persiapan materi, persiapan diri, persiapan cara penyampaian, teknik bahasan/
penyampaian, bahasa yang digunakan, hingga ke sistematika penyampian”. Seorang
pendakwah (da’i) atau komunikator harus mempersiapkan diri dari skill, jika
kita ingin terjun ke dunia dakwah, berarti kita harus mendalami ilmu agama di
pesantren minimal 3 tahun – 6 tahun, kuliah di Universitas Islam, dan terjun di
masyarakat dengan mensyiarkan agama islam. “Alhamdulillah, saya telah
melakukannya hingga S3” ungkap beliau.
Setelah beliau mengalami
jatuh-bangun dalam merintis karir sebagai da’i atau komunikator, akhirnya
berbuah manis. Beliau akhirnya aktif di media massa sesuai profesinya, mulai
dari moderator di “Kuliah Subuh” TVRI hingga menjadi Konsultan
Agama & Budaya di RCTI. Namun, tidak sampai situ,
ternyata di tahap pertenghan karirnya, beliau di kejar-kejar S2 dan S3nya. Akan
tetapi beliau tidak meninggalkan semua yang telah ia usahakan, ia mencoba
membagi waktu antara kerja, mengajar dan belajar S2 & S3nya.
b. Setelah ia lulus S2 dan sekarang baru lulus S3nya, inilah
puncak kemanisan yang di petik dari setiap langkah perjuangannya. Beliau
sekarang tetap aktif di dunia media massa, dunia dakwah tapi tetap tidak
meninggalkan dunia mengajarnya. Dan karena di dunia dakwah beliau bersahabat
dengan Ust. H. Arifin Ilham dan Ust. H. Yusuf Mansur, sekarang beliau telah
menghasilkan video atau bahan ceramahan yang biasa di sampaikan saat berdakwah
yang telah di pelajari dengan kedua sahabatnya, dan terkadang hasil video/audio
pak sunandar di gunakan oleh kedua sahabatnya pula untuk berdakwah.
c. K
Hasil dari pengamatan
salah satu pesan dakwahnya, saya dapat menilai bahwa:
a. Abstraksinya ada yang
b. Organisasi yang disampaikan pada salah satu pesan
dakwahnya adalah kronologis pesan dan topical. Kronologis
pesan adalah pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian.
Jadi, ketika ada suatu peristiwa yang kiranya menarik menurut Bapak Sunandar,
maka beliau menceritakannya secara tersusun berdasarkan waktu peristiwa.
Sedangkan maksud dari topical pesan adalah pesan disusun berdasarkan
topik pembicaraan, klarifikasinya dari
yang terpenting ke yang kurang penting; dari yang mudah ke yang sukar; dari
yang dikenal hingga ke yang asing. Namun, kadang Bapak sunandar pernah
menggunakan organisasi pesan yang deduktif dan induktif. Intinya, setiap naskah
memiliki organisasi yang berbeda sesuai kebutuhan.
Adapun struktur penulisan
atau penyampaian pesan adalah dengan urutan: 1. Attention (perhatian),
2. Need (kebutuhan), 3. Statisfaction (pemuasan), 4. Visualization
(visualisasi), 5. Action (tindakan)
Dan dalam pesan yang di
dakwahkannya, imbauan pesan yang digunakan adalah imbauan takut, yang
menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam atau meresahkan. Namun, saat
imbauan takut ini digunakan dengan maksud memotivasi orang lain agar ia menjadi
manusia yang ke arah yang lebih baik lagi. Berarti, beliau juga menggunakan
imabauan motivasional, yaitu imbauan yang menyentuh kondisis intern dari dalam
diri manusia.
c. Saat beliau menjelaskan
perjalanan karirnya sebagai da’i atau komunikator, beliau menggunakan bahasa
yang formal, jelas dan lugas. Beliau juga menggunakan pesan fasial yang
baik, seperti berwibawa; gestural yang baik dan balance (sesuai antara
kata-kata dengan gerak tubuh); pesan arifaktual juga mendukung, seperti:
pakaian yang rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar