Sabtu, 28 Juni 2014

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

A.    Sistem Komunikasi Kelompok
1.      Tanda-tanda perlakuan kelompok secara verbal dan non verbal bahwa saya dianggap kelompok mereka (in-group) :
·         Secara verbal, tanda-tanda perlakuan in-group kepada saya berupa ungkapan secara lisan, kalau saya masuk ke dalam kelompoknya. Misalnya seperti, “ulfa, nanti ikut ke acara arisan keluarga ya..” (in-group primer)
“ulfa, nanti jangan lupa rapat BEM ya, di lobby FIDIK UIN Syarif Hidayatullah” (in-group sekunder)
·         Secara non verbal, tanda-tanda perlakuan in-group kepada saya berupa perhatian yang keluarga lakukan terhadap saya, bahwa saya adalah anggota keluarga yang sangat berharga. Jika saya pulang telat, maka ibu saya sms saya “kakak lagi dimana? Kok pulangnya telat?” itulah salah satu yang mereka tunjukkan kepada saya, atau ketika saya terlihat murung maka anggota keluarga saya langsung mendekati saya dan bertanya “sedang ada masalah apa? Mau berbagi cerita?”
Tanda-tanda perlakuan kelompok secara verbal dan non verbal bahwa saya di luar/ bukan kelompoknya (out-group) :
·         Secara verbal, tanda-tanda perlakuan out-group kepada saya berupa ungkapan secara lisan sindiran. Misalnya seperti: “loh, ulfa masuk kelompok penelitian psikologi ini juga ya?”
·         Secara non verbal, tanda-tanda perlakuan out group kepada saya berupa cara melihat anggota itu dengan sinis, gerak-gerik mereka dan saya yang tidak nyaman.
2.      Menurut saya, norma anggota saya pasti menjadi referensi perilaku saya. Kenapa? Karena saya adalah manusia yang Behavioral, artinya saya manusia yang di bentuk oleh lingkungan saya. Namun, saya tetap melakukan selektivitas dalam memilih norma anggota, mana yang baik untuk menjadi referensi perilaku saya. Yang baik saya ambil, dan yang buruk saya buang. Itulah prinsip saya.
·         Kelompok paling banyak yang saya ambil untuk menjadi referensi perilaku saya adalah keluarga. Karena 80% perilaku saya di bentuk oleh keluarga, orang tua saya telah menanamkan ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum untuk menyelektif antara perilaku yang haq dan perilaku bathil agar aqidah dan akhlak saya karimah serta saya selalu istiqomah di jalan Allah, manakala saya terjerumus kelompok yang bathil.
·         Menurut saya, Dengan adanya komunikasi kelompok menjadi wadah untuk bertukar informasi dan pengetahuan. Karena menurut ahli psikologi dan sosial, orang yang sering berkomunikasi dan banyak kelompok akan bertambah pengetahuannya dan berkurang ketidak tahuannya atau ketidak pastiannya. Dan dengan adanya kelompok, menjadi wadah kita untuk menunjukkan kreatifitas kita, mencurahkan keluh kesah dan pikiran kita, dan mendengarkan cerita perjalanan hidup yang dapat kita petik. Kadang, dengan adanya komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan gagasan yang kreatif, serta dapat membantu membentuk kepriadian kepemimpinan atau bertanggung jawab.
3.      Saya pernah berkelompok saat saya menjadi santri di Pondok Pesantren Modern An-Najah. Kelompok ini adalah kumpulan orang-orang yang memiliki nasib sama (santri/perantau), tujuan yang sama (menuntut ilmu). Di sinilah tempat saya berkeluh kesah, bertukar pikiran (sharing), saling membantu, belajar mandiri, belajar hidup dengan baik. Di kelompok ini kita dapat saling memberi motivasi, tatkala saya atau anggota kelompok saya sedang mengalami kesulitan. Karena di kelompok saya terasa sangat akrab, sangat personal dan sangat menyentuh hati kita (saya dan kelompok), ketika ada yang mengganngu hati diantara anggota kita, maka secara refleks anggota yang lain akan ikut merasakan apa yang anggota (terganggu) rasakan.

Saya pernah juga ikut kelompok yang bersifat in-group sekunder, artinya saya masuk ke dalam anggota kelompok namun yang tidak menyentuh hati saya, Seperti seminar nasional di Auditorium Utama Harun Nasution UIN Jakarta. Anggota kelompok seminar nasional ini memiliki karakter yang berbeda, seperti dari segi pengetahuan yang berbeda, latar belakang yang berbeda, hobi yang berbeda, pola pikir yang berbeda dan yang paling penting ini adalah kelompok yang bersifat sangat sementara (hanya beberapa hari bahkan jam), sehingga tidak menyentuh hati para anggotanya.
·         Ada perbedaan dalam komunikasi kelompok preskriptif:
a.       Diskusi meja bundar: kelompok ini berfungsi untuk menyelesaikan masalah, bertukar wawasan/pendapat, dan mengambil keputusan. Format tempat duduk yang di buat adalah bundar, agar semua anggota dapat berpartisipasi dalam menyampiakn pendapat (artinya, bebas berpendapat).
b.      Simposium: adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial, dalam format diskusi yang sudah dirancang sebelumnya.
c.       Diskusi panel: adalah format khusus yang anggota kelompoknya saling berinteraksi, baik hadap-hadapan maupun melalui seorang mediator, diantara mereka sendiri dan dengan hadirin, tentang masalah yang kontroversial. Biasanya formasi duduknya adalah empat bangku menghadap ke para hadirin.
d.      Kolokium: adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa orang) ahli.
e.       Seminar: adalah pertemuan untuk persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seorang ahli).
f.       Konferensi: adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai sesuatu masalah yang dihadapi bersama.
g.      Kongres: adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik.
4.      Polarisasi adalah proses suatu kelompok yang tadinya tidak pro, setelah di diskusikan malah berubah menjadi lebih pro atau malah menjadi kontra, sebaliknya jika suatu kelompok yang tadinya kontra, setelah di diskusikan dan mendengar pendapat orang lain mereka malah tambah makin kontra atau berubah menjadi kontra. Jadi, polarisasi sah-sah saja dan pasti terjadi di suatu kelompok, karena dengan adanya perbedaan yang di diskusikan akan menabah ilmu dan melatih persepsi kita.
Di setiap kelompok apapun pernah mengalami hal tersebut. Contohnya saya adalah anggota kelompok ikatan alumni An-Najah (ILUNA). Sering ketika kami mendiskusikan program kerja adanya kendala atau hambatan dalam menjalankannya, nah sebelum berdiskusi ada teman saya yang pro terhadap solusi yang saya berikan. Namun ketika diskusi di mulai, teman saya malah kontra terhadap pendapat saya, dia malah pro ke pendapat teman saya yang lain.

Kohesi kelompok adalah kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegah meninggalkannya. Kohesi kelompok naik saat adanya ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; dan sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
Kohesi kelompok saya turun saat anggota sudag merasa tidak lagi tertarik secara interpersonal satu sama lain; tidak adanya lagi tertarik pada kegiatan yang di adakan kelompok; sudah tidak adanya lagi ketertarikan kelompok itu sebagai alat memuaskan kebutuhan personalnya.
Jadi, kohesi kelompok itu erat kaitannya dengan kepuasan anggota kelompok. makin kohesifnya suatu kelompok, Makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok.

Menurut saya, dengan adanya kelompok memang memudahkan saya dalam melaksanakan tugas. Kenapa? Karena pertama, dengan berkelompok saya menjadi termotivasi agar tidak kalah atau tertinggal mengerjakan tugas UAS Psikologi Komunikasi & Tabligh dengan teman-teman saya; kedua, jika ada soal yang saya tidak pahami, bisa bertanya ke teman-teman lain atau bertukar pendapat tetang suatu ilmu.

C.Sistem Komunikator dan pesannya

CURRICULUM VITAE

Nama                          : Drs. H. Sunandar  Ibnu Nur, M.Ag
Tempat Tgl. Iahir      : Bogor, 26 Juni 1962
Agama                        : Islam
Status                          : Menikah  (3 anak)
Hobby                         : Badminton, Tenis Meja, Catur, Renang, Nonton.
Alamat                        : Jl. KHM. Naim I/37 Rt. 005/011 Cipete Utara
                                      12150 Jakarta Selatan.
  Telp. /Fax.  : R.  021.7254886. K. 021.7432728
                                      Hp. 0811.88.2519 / 0815.877.1962 / 0812.9999.150

Pendidikan                 : -     SDN III Dramaga Bogor, selesai tahun 1974
-          SMPN V Bogor, selesai tahun 1977
-          KMI Pondok Modern Gontor, selesai tahun 1982
-          Univ. Ibnu Kholdun Bogor, tahun 1982 (tidak lanjut)
-          IAIN SYAHID Jakarta Fak. Ushuluddin:
Sarjana Muda, selesai tahun 1986
Sarjana Lengkap, selesai tahun 1989
-          Program S-2, PPS IAIN SUKA Yogya, selesai tahun 1997
-          Program S-3, PPS UIN SYAHID Jakarta, 1998 – ...

Organisasi                  : -     Ketua LDMI HMI Cabang Ciputat, tahun 1985-1988
-          BPKM IAIN Jakarta,  1986 – 1988
-          Sekum KMAPBS IAIN Jakarta, 1987 – 1989
-          Bendum IKPM-Gontor Cabang Ciputat, 1987 – 1990
-          Asean Youth Training Leadership, tahun 1990
-          Field Officer KTT Non-Block, Jakarta tahun 1991
-          Ketua Yayasan “Ashaabul Kahfi” sejak tahun 1990
-          Dewan Syuro Majlis Az-Zikro, 2002 – sekarang
-          Petugas Haji di Sektor Madinah, 2002
-          Dept. Kom. & Informasi IKPM DKI, 2000 - 2003
-          Dept. Kom. & Informasi IKALUIN (Ikatan Keluarga Alumni UIN), 99 - 04.
-          Redaktur Ahli Majalah GONTOR, sejak Mei 2003
-          Ketua Umum IKPM DKI Jaya, 2004 – 2007
-          Kabid Peningkatan SDM Majlis Kerjasama Dakwah At-Tin, sejak 2003

Pengalaman Kerja    : -     Instruktur Bahasa Inggris BBC Int., thn 1986 – 1992
-          Kep. Sek. SMIP Triguna Jaya, thn 1992 – 1994
-          Manajer AKADEMIKA English Course, thn 1993-1995
-          Koord. dan Moderator Kuliah Subuh TPI, 1991 – 2000
-          Konsultan Agama & Budaya RCTI, tahun 2000 – 2003
-          Dosen Kader Muballigh Al-Azhar, thn 2003 - 2004
-          Direktur PT. Prabu Multi Media, sejak 2003
-          Dosen di Fakultas Dakwah UIN Jakarta (PNS), 1991 - sekarang
 
Aktivitas Dakwah   :               -     Ceramah di berbagai Majlis Ta’lim
-          Instruktur Pelatihan Kader Muballigh di Al-Azhar Keb. Baru
-          Instruktur  Training Dakwah di Lembaga Dakwah dan Ormas
-          Instruktur  Training Jurnalistik Islam di Gontor, At-Tien dll.
-          Khotib Jum’at tetap di :  Masjid Raya Pondok Indah, BRI Pusat,
      Gd. Bidakara, Bank Niaga Sudirman, Gd. BEJ, Menpora,
      Dept. PARPOSTEL, Masjid UIN Jakarta, Univ. Darma Persada,
      Komp. MPR, Dept. Kehakiman, Komp. Pertamina dll.
-     Menjadi moderator dan atau narasumber di berbagai seminar
-          Menjadi MC di berbagai tempat; lokal dan nasional

Pengalaman  di Bidang Pendidikan            :

*        Tahun 1985 – 1990.             Mengajar English & Arabic di SMA Imam Bonjol
*        Tahun 1989 – 1994              Mengajar English di SMA Triguna Jaya
*        Tahun 19 91 – 1994             Mengajar English di  SMIP  Puspita Bangsa
*        Tahun 19 91 – 1993             Mengajar English di Aliyah Darul Maarif
*        Tahun 1991 – 1993              Mengajar English di Standard English Course
*        Tahun 1986 -  1992              Mengajar English di BBC Int. Cinere
*        Tahun 1986 – 1992              Mengajar English di BBC Int. Pondok Labu
*        Tahun 1992 – 1994              Manajer  English Course Akademika
*        Tahun 1986 - 1994               Mengajar private English  di beberapa tempat
*        Tahun 1991 – sekarang       Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

RIWAYAT HIDUP PENULIS
       Sunandar, kelahiran Darmaga Bogor Jawa barat tanggal 26 Juni 1962 adalah putra ketiga (bungsu) dari pasangan Bapak Nurja dan Siti maemunah yang keduanya asli Bogor alias Sunda.
       Mengawali pendidikan pertamanya di SDN III Darmaga Bogor (1974), lanjut ke SMPN V Bogor (1977), lalu mengajukan diri kepada orang tuanya untuk nyantri di Pondok Pesantren Gontor.  Pucuk dicinta ulam tiba, keinginannya untuk mondok disetujui, lalu begitu tamat dari SMP langsung berangkat merantau ke Ponorogo Jawa Timur walau ijazah belum ia terima. Sebelum masuk Pondok Modern Gontor, ia transit nyantri di Pondok Pesantren Wali Sanga Ngabar Ponorogo selama 7 bulan.
       Tahun 1978 ia masuk Pondok Modern Gontor yang ia merasa betah dan nyaman selama nyantri walau belum pernah sekalipun ditengok oleh orang tuanya. Selama di Gontor ia dengan leluasa menyalurkan hobinya berolah raga hingga menjuarai badminton dalam acara akbar tahunan "Gontor Cup", pendiri Persatuan Bulutangkis "Hayam Wuruk" dan  menjadi pemain inti sepak bola dan ketua club sepak bola "Darussalam", satu dari 7 club yang ada di Gontor. Ia juga aktif dan terpilih sebagai Pembina pramuka Gugus Depan dan ketika duduk di kelas 3 eksperimen B menjadi juara lomba pidato bahasa Inggris se-Gontor, ajang lomba tahunan yang melalui tahap seleksi ketat dan prestise.
       Tamat dari Gontor (1982) ia mengamalkan ilmu, mengajar bahasa arab di Pontren Darul Ulum Bantar Kemang, PGA Bogor, Yapis dan Madrasah Tsanawiah Cijeruk sambil kuliah di Universitas Ibnu Kholdun Bogor. Tahun 1983 pindah kuliah di IAIN Jakarta Fakultas Ushuludin (sarjana muda 1986) dan fakultas ushuludin jurusan dakwah (sarjana lengkap 1989). Selama kuliah, ia aktif diorganisasi intra dan ekstra, pelopor berdirinya persatuan sepak bola IAIN bersama staf ahli PUREK III, almarhum Ruhyat Sulaiman dan ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam Ciputat. Cikal bakal dari keterpanggilan menjadi praktisi dakwah.
       Tahun 1990 menjadi asisten dosen (alm) Prof. DR. H. Aqib Suminto di FU-D dan tahun 1991 diangkat menjadi dosen saat Dakwah berdiri sendiri sebagai fakultas di IAIN Jakarta. Di tahun yang sama ia mengawali kiprah dakwah di televisi, yaitu menjadi moderator acara "Kuliah Subuh" TPI. Tahun 1993 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan setahun berikutnya tugas belajar, melanjutkan studi S-2 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas biaya dari Departemen Agama. Usai dari Yogya kembali mengajar aktif di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, setahun berikutnya kembali mendapat beasiswa dari Departemen Agama Republik Indonesia melanjutkan studi program S-3 di UIN Jakarta.         
       Selain menjalani aktivitas mengajar di fakultas dakwah, ia juga mengajar bahasa Inggris di berbagai tempat kursus, semisal BBC Int. Dan memberi les privat bagi kalangan eksekutif. Saat yang sama juga ia geluti berkiprah dalam acara-acara dakwah di televisi, sebagai berikut:  
- Koord. dan Moderator Program Kuliah Subuh TPI, 1991 – 2000
- Script Writter Program Mutiara Subuh ANTV, 1998 - 2003
- Konsultan Agama & Budaya RCTI, tahun 2000 – 2003
- Konsultan non-formal Program Sentuhan Qolbu Trans TV, 2003
- Moderator Program Hikmah Pagi TVRI, sejak Maret 2004
- Menangani Production House, Tri-F Production, PT. Prabu Multi
   Media dan terakhir PT. Tri Vastabica
- Instruktur  Training Jurnalistik Islam di Gontor, Masjid At-Tien,
   kopertais dan perguruan tinggi
- Redaktur Ahli Majalah GONTOR, sejak May 2003
- Pemred Jurnal Dakwah (Bengkel Dakwah) At-Tiin, 2004
- Dewan redaksi dan penulis kolom HIKMAH di majalah PAKAR
- Penulis, pengamat dan peneliti aktivitas dakwah. 
- Tahun 2004, saat menjadi tim sukses cawapres Hasyim Muzadi, mendapat undangan dari East West Centre dalam acara Seminar International for Senior Journalists di Washington, Atlanta dan Los Angeles, sebagai duta dari Indonesia bersama Arif Suditomo RCTI.
       Kiprah ketua alumni Gontor (IKPM DKI) dan suami dari putri betawi  Dra. Tuti Alawiyah  serta ayah dari 3 orang anak; Fira Sintia Octa Zafira, Fischa Desfariha Winanda dan Feris AlWidar Jan Alfaen sekarang ini adalah mengajar, menjadi khotib dan berdakwah di berbagai tempat dan memproduksi/memandu acara dakwah dan program talkshow/variety show di TVRI. Cita-citanya menjadi umat Nabi Muhammad yang khoerunnasi anfa'uhum linnasi, dan hidup husnul khotimah, bahagia dunia akherat. Amin.
a.       Pada saat ia masih menjadi pemula, ia sering mengalami jatuh-bangun. Namun, semangatnya tak pernah padam. Ia selalu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dibuatnya agar tidak terulang kembali. Pernah saat beliau melamar pekerjaan sebagai presenter “Kuliah Subuh” di TVRI, ia diharuskan menulis script acara sendiri yang akan dia bawakan. Namun, hocky belum berpihak kepadanya, ditolaklah beliau. Tapi, beliau selalu mencobaa untuk berlatih menulis script acara, menyerahkan ke HRD dan ikut audisi. Alhamdulillah, akhirnya dengan kegigihannya beliau diterima dan masih aktif hingga sekarang menjadi presenter “Kuliah Subuh” di TVRI.
Di sela-sela wawancara, ia pernah berpesan, “jika kita ingin berdakwah, persiapkanlah diri kita! Mulai dari persiapan materi, persiapan diri, persiapan cara penyampaian, teknik bahasan/ penyampaian, bahasa yang digunakan, hingga ke sistematika penyampian”. Seorang pendakwah (da’i) atau komunikator harus mempersiapkan diri dari skill, jika kita ingin terjun ke dunia dakwah, berarti kita harus mendalami ilmu agama di pesantren minimal 3 tahun – 6 tahun, kuliah di Universitas Islam, dan terjun di masyarakat dengan mensyiarkan agama islam. “Alhamdulillah, saya telah melakukannya hingga S3” ungkap beliau.
Setelah beliau mengalami jatuh-bangun dalam merintis karir sebagai da’i atau komunikator, akhirnya berbuah manis. Beliau akhirnya aktif di media massa sesuai profesinya, mulai dari moderator di “Kuliah Subuh” TVRI hingga menjadi Konsultan Agama & Budaya  di RCTI. Namun, tidak sampai situ, ternyata di tahap pertenghan karirnya, beliau di kejar-kejar S2 dan S3nya. Akan tetapi beliau tidak meninggalkan semua yang telah ia usahakan, ia mencoba membagi waktu antara kerja, mengajar dan belajar S2 & S3nya.
b.      Setelah ia lulus S2 dan sekarang baru lulus S3nya, inilah puncak kemanisan yang di petik dari setiap langkah perjuangannya. Beliau sekarang tetap aktif di dunia media massa, dunia dakwah tapi tetap tidak meninggalkan dunia mengajarnya. Dan karena di dunia dakwah beliau bersahabat dengan Ust. H. Arifin Ilham dan Ust. H. Yusuf Mansur, sekarang beliau telah menghasilkan video atau bahan ceramahan yang biasa di sampaikan saat berdakwah yang telah di pelajari dengan kedua sahabatnya, dan terkadang hasil video/audio pak sunandar di gunakan oleh kedua sahabatnya pula untuk berdakwah.
c.       K

Hasil dari pengamatan salah satu pesan dakwahnya, saya dapat menilai bahwa:
a.       Abstraksinya ada yang
b.      Organisasi yang disampaikan pada salah satu pesan dakwahnya adalah kronologis pesan dan topical. Kronologis pesan adalah pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian. Jadi, ketika ada suatu peristiwa yang kiranya menarik menurut Bapak Sunandar, maka beliau menceritakannya secara tersusun berdasarkan waktu peristiwa. Sedangkan maksud dari topical pesan adalah pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan,  klarifikasinya dari yang terpenting ke yang kurang penting; dari yang mudah ke yang sukar; dari yang dikenal hingga ke yang asing. Namun, kadang Bapak sunandar pernah menggunakan organisasi pesan yang deduktif dan induktif. Intinya, setiap naskah memiliki organisasi yang berbeda sesuai kebutuhan.
Adapun struktur penulisan atau penyampaian pesan adalah dengan urutan: 1. Attention (perhatian), 2. Need (kebutuhan), 3. Statisfaction (pemuasan), 4. Visualization (visualisasi), 5. Action (tindakan)
Dan dalam pesan yang di dakwahkannya, imbauan pesan yang digunakan adalah imbauan takut, yang menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam atau meresahkan. Namun, saat imbauan takut ini digunakan dengan maksud memotivasi orang lain agar ia menjadi manusia yang ke arah yang lebih baik lagi. Berarti, beliau juga menggunakan imabauan motivasional, yaitu imbauan yang menyentuh kondisis intern dari dalam diri manusia.
c.       Saat beliau menjelaskan perjalanan karirnya sebagai da’i atau komunikator, beliau menggunakan bahasa yang formal, jelas dan lugas. Beliau juga menggunakan pesan fasial yang baik, seperti berwibawa; gestural yang baik dan balance (sesuai antara kata-kata dengan gerak tubuh); pesan arifaktual juga mendukung, seperti: pakaian yang rapi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar