Sabtu, 28 Juni 2014

Ilmu Komunikasi Da’wah

Ilmu Komunikasi Da’wah

Pengertian da’wah yang komunikatif bukan hanya tertuju kepada kemampuan da’I dalam memikat pendengarannya (mad’unya), melainkan yang paling esensi sekali adalah dapat diserapnya isi atau materi da’wahnya. Lebih jauh dari pada itu da’wah harus mampu menciptakan suasana positif bagi masyarakat.

Pengertian Ilmu Komunikasi Da’wah
Didalam memahami konsep ilmu komunikasi da’wah harus difahami terlebih dulu setiap konsep yang ada di istilah itu. Ada dua istilah yang bersifat konseptual yang harus dipisahkan sehingga jelas pengertiannya, yakni ilmu komunikasi dan da’wah. Dalam pengertian yang lebih luas, kebersamaan dalam komunikasi mengandung sifat informatif, artinya bahwa komunikasi merupakan upaya memberikan pengetahuan agar orang lain tahu dan mengerti. Disisi lain terdapat pula sifat persuasive yang artinya bahwa komunikasi merupakan upaya mempengaruhi orang lain agar orang lain mau menerima dan bersedia mengikuti ajaran faham atau keyakinan  untuk melakukan atau melaksanakan sesuatu tindakan atau pebuatan sesuai dengan apa yang disampaikan komunikatornya.

Tujuan Ilmu Komunikasi Da’wah
Segala sesuatu tindakan memiliki tujuan yang hendak dicapai termasuk juga kegiatan keilmuan. Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan  da’wah, tujuan komunikasi da’wah terbagi dua:
1.      Tujuan jangka pendek
Dalam jangka pendek tujuan kegiatan dakwah itu adalah untuk memberikan pemahaman tentang islam kepada masyarakat  sasara da’wah itu.
2.      Tujuan jangka panjang
Sedangkan tujuan jangka panjang dan adanya dakwah yang komunikatif itu adalah untuk mengadakan perubahan sikap masyarakat da’wah itu.





Aspek-Aspek Ilmu Komunikasi Da’wah
Didalam operasionalisasi atau praktek da’wah terdapat unsur-unsur yang sangat menentukan dapat berlangsungnya da’wah itu dengan baik. Unsur-unsur ilmu komunikasi da’wah itu disebut aspek-aspek komunikasi da’wah.ada beberapa aspek yang menentukan terjadinya komunikasi  atau da’wah dengan baik.

1.      Aspek Sumber ( resource)
Sumber, berita atau informasi dapat diketahui apabila ada pribadi yang menyampaikannya. Oleh karena itu pada hakekatnya sumber disini yang dimaksud adalah seseorang yang menyampaikan berita atau informasi.
2.      Aspek Materi
Materi komunikasi da’wah sangat menentukan adanya keberhasilan suatu kegiatan da’wah secara menyeluruh, terutama sekali tujuan yang hendak dicapai. Seorang da’I atau komunikator tanpa adanya materi yang disampaikan cenderung menjadikan kegiatan da’wah itu tidak terarah, bahkan menyebabkan hilangnya bentuk da’wah yang sebenarnya.
3.      Aspek Tujuan Da’wah
Agar kegiatan da’wah lebih mengena kepada sasaran da’wah maka aspek tujuan juga ikut menentukan. Tujuan da’wah yang tidak menyebabkan da’wahnya tidak terarah bahkan cenderung pelaksanaanya da’wah membingungkan dan lebih lagi sasaran atau masyarakat da’wahnya kemungkinan akan ragu-ragu menerimanya. Oleh karena itu diperlukan perumusan tujuan da’wah yang jelas.
4.      Aspek Lingkungan Da’wah
Lingkungan da’wah merupakan situasi dan kondisi dari masyarakat yang menjadi arah da’wah tersebut. Lingkungan da’wah juga menentukan keberhasilan da’I dalam menyampaikan da’wahnya.
5.       Aspek sasaran da’wah ( mad’u)
Sasaran kegiatan da’wah adalah seluruh anggota masyarakat dengan macam bentuknya. Sasaran da’wahnya sangat menentukan berlangsungnya suatu kegiatan da’wah. Tanpa adanya sasaran da’wahnya maka dapat dikatakan bahwa itu pada hakekatnya tidak ada.
6.      Aspek Alat atau Media Da’wah
Kepentingan da’wah terhadap adanya alat atau media yang tepat  dalam berda’wah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media da’wah akan lebih mudah diterima oleh komunikan (mad’u). Pemanfaan media dalam kegiatan da’wah mengakibatkan komunikasi antara da’I dan mad’u atau sasaran da’wahnya akan lebih dekat dan mudah diterima.

Hubungan komunikasi dan da’wah
Dalam kegiatan komunikasi dan da’wah terdapat paralelisme yang sifatnya saling isi mengisi dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Adanya aktivitas komunikasi memungkinkanterlaksananya kegiatan da’wah,begitu pula dengan berda’wah berarti terlaksana pula tugas-tugas komunikasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hubungan komunikasi dan da’wah merupakan hubungan kausal artinya makin sering dilaksanakan komunikasi berarti makin mantap pula da’wah.

Komunikasi dalam pandangan islam
Islam sebagai agama sangat menekankan adanya kehidupan saling kolektif,artinya manusia senantiasa memerlukan orang lain. Oleh karena itu menurut islam bahwa mendahulukan kepentingan orang lain (orang banyak) dari kepentingan sendiri adalah lebih terpuji. Itulah sebabnya ajaran islam menganjurkan agar setiap muslim beramal dan bekerja atas dasar kemanfaatan bagi orang lain.
Tipologi komunikasi da’wah
Pembicaraan tentang tipologi komunikasi da’wah menyangkut tentang bentuk komunikasi dalam kegiatan da’wah atau dengan lain katanya komunikasi yang berimplikasi da’wah. Ada tiga bentuk komunikasi yang mungkin saja da’wah itu dilaksanakan. Tipologi komunikasi ini diangkat dari teori danis mequil tentang komunikasi secara umum.

1.      Tipe perintah (the command type)
Komunikasi ini bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan atau otoritas antara komunikator (da’i) dan komunikasi (mad’u). Tujuannya adalah untuk melakukan kontrol dan perintah.
2.      Tipe pelayanan  (the service type)
Bentuk komunikasi dengan menggunakan tipe pelayanan merupakan bentuk yang berlaku umum antara hubungan komunikator dan komunikan sebab pada dasarnya bahwa hubungan manusia dengan sesamanya merupakan kegiatan jasa, dimana manusia melayani yang lainnya. Kedua belah pihak terikat oleh kepentingan bersama. Hubungan terjadi secara seimbang.
3.      Tipe assosiasi (the assotional type)
Bentuk komunikasi dengan tipe assosiasi ini memiliki nilai-nilai normatif yang disepakati bersama. Tipe inibertentang dengan tipe komunikasi perintah, sebab komunikasinya berlangsung dengan sukarela dan memuaskan hati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi da’wah.
Hal-hal yang sangat erat dengan kaitannya dengan keberhasilan perlaksanaan da’wah lazim  disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi da’wah.
1.      Faktor bahasa
Bahasa pada dasarnya merupakan ala komunikasi yang paling essensial,sebab dengan menggunakan bahasa maka telaksanalah kegiatan komunikasi secara efektif.
2.      Faktor metodelogi
Pemahaman metodelogi meliputi pemahaman keilmuan yang secara sistematik terdiri dari bagian /rangkaian yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya
Berbicara tentang metodelogi berati mencangkup pembicaraan tentang :
a.       Strategi
Strategi dalam suatu kegiatan dapat diartikan sebagai langkah-langkah operasional dalam menuju suatu tujuan dari kegiatan itu,dalam pengertian berhasil dengan baik dalam sasaran  yang dikehendaki. Pola-pola da’wah yang mungkin dijadikan strategi dalam kegiatan da’wah itu meliputi :
-          Strategi da’wah bil lisan
-          Strategi da’wah bil hal
b.      Pendekatan
Pemahaman pendekatan harus dipahami dari dua segi yakni pendekatan yang bersifat teoritik dan praktek, namun perlu diketahui bahwa keduanya sebagai upaya memahami suatu masalah dengan perantara tertentu. Lebih jauh dari pada itu pendekatan adalah cara pandang terhadap suatu masalah melalui perantaraan sesuatu sebagai alat pandangnya dengan alat yang digunakan dapat diketahui masalah diketahui itu dengan sempurna.

c.       Metode
Didalam suatu melaksanakan suatu kegiatan da’wah diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tujuan da’wah tercapai. Metode dalam kegiatan da’wah adalah suatu cara dalam menyampaikan pesan-pesan da’wah.
-          Metode kuliah atau ceramah
-          Metode tanya jawab
-          Metode seminar/diskusi
-          Metode karya wisata (kunjungan kerja)
-          Metode kerja lapangan
-          Metode pemberian bantuan sosial
d.      Tehnik
Tehnik pada hakekatnya merupakan operasionalisasi  metode kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang dharapkan. Didalam kegiatan da’wahpun terdapat  tehnik da’wah da’wah yang diperlukan sesuai dengan metode yang digunakan.
e.       Kemampuan mempengaruhi
Faktor kemamupuan yang ikut berperan dalam berperan mempengaruhi ma’u dalam kegiatan da’wah yang komunikatif adalah terletak pada adanya yang dimilki oleh da’i. Kemampuan empiris yang diperoleh melalui pengalaman paling tidak berwujud kemampuan pengembangan profesi da’’i yang meliputi :
-          Kemampuan psikologi
-          Kemamupuan pendidikan
-          Kemampuan keagamaan
-          Kemampuan dibidang b.arab
Hambatan-hambatan komunikasi da’wah
Setiap suatu kegiatan tidak selamanya berjalan dengan mulus dan lancar, melainkan terjadi kendala-kendala yang menghambat kelangsungan kegiatan tersebut, tidak terkecuali dengan kegiatan komunikasi da’wah. Hal ini dimungkinkan terjadi karena komunikasi da’wah melibatkan manusia secara kolektif (masyarakat banyak) yang memilki perbedaan-perbedaan secara mendasar .
Menurut Millard J. Brenvenue bahwa ada beberapa masalah yang terjadi penghambat terlaksananya komunikasi termasuk didalamnya komunikasi da’wah yang meliputi :
1.      Masalah yang menyangkut sematik.
2.      Masalah yang menyangkut pengalaman.
3.      Struktur sosial.
4.      Selfimage yang bertahan atau tertutup kepada peruabahan.
Usaha-usaha mengefektifkan komunikasi da’wah
Ann ellenson, seorang ahli komunikasi mengajukan hasil penelitiannya yang direkomendasikannya sebagai aturan bagi pelaksanaan komunikasi yang meliput beberapa point yang harus dilakukan oleh komunikator da’wah (da’i) :
1.      Usahakan sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotyped.
2.      Perlu diingat bahwa mengerti itu berlangsung dalam dua cara, yaitu apabila ingin dimengerti berusahalah untuk mengerti tentang orang lain dengan sebaik-baiknya.
3.      Usahakan untuk mendengar dengan hati terbuka.
4.      Usahakan agar pikiran dan pengalaman saudara dapat sejalan dan dapat mengambil keuntungan dari proses komunikasi.
5.      Berinisiatiflah untuk mencoba menjelaskan masalah-masalah yang kabur.
6.      Apabila anda ingin mencari kepercayaan dan keyakinan orang lain, hendaklah lebih dahulu harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
7.      Perhatian dan sambutlah dengan hangat pandangan orang lain.
8.      Jadilah orang yang dapat mendorong keberanian dan minat orang lain.
Media komunikasi da’wah
Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan ilmu dan tehnologi, tidak terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sasaran menghubugkan suatu masyarakat dengan masyarakat dibumi lain. Da’wah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu.
1.      Media visual
Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan  memanfaatkan indra penglihat dalam menangkap datanya.
2.      Media auditif
Media auditif dalam pemahaman komunikatif merupakan alat komunikasi yang berbentuk hasil teknologi canggih dalam wujud hardware,media auditif dapat ditangkap melalui indra pendengaran.
3.      Media audio visual
Media audio visual merupakan perangkat komunikasi yang dapat ditangkap baik melalui indra pendengar maupun penglihatan.

Da’wah Islam dan Perubahan Sosial
Da’wah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi eseorang dalam bertindak dan berprilaku. Dengan da’wah diharapkan akan mampu mengubah kepribadian baik secara induvidu maupun kolektif. Oleh karena itu da’wah adalah agen perusahaan baik dalam pengertian material maupun immaterial. Da’wah dalam immaterial dikenal dengan bil lisan, yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif. Sedangkan da’wah yang berdimensi materila yang disebut da’wah bil hal karena lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatannya sehari-harinya.
Tipologi masyarakat
Tinjauan masyarakat dari sudut pandang tipologi ini dapat ditarik dari aspek adanya  karakteristik suatu masyarakat. Setiap masyarakat memilki ciri-ciri yang melekat padanya, terutma masalah watak, sikap atau perilaku masyarakat itu.
Klasifikasi masyarakat
Pada hakekatnya masyarakat apabila ditinjau dari kondisi sosial budayannya dapat dibagi menjadi dua macam, yakni masyarakat yang berada dipedesaan dan masyarakat yang berada diperkotaan. Perbedaan-perbedaan diatas mempengaruhi sikap dan periaku masyarakat. Secara tidak langsung terjadi perubahan sosial dengan ciri-ciri yang berbeda atau tersendiri.
Desa dengan keadaan lingkungannya melahirkan masyarakat yang masih murni dan alami, dalam arti kata tidak banyak berubah dan aslinya. Adat istiadat, budaya dan doktrin yang berkembang sangat kuat dan menjadikan masyarakat patuh, loyal dan berdedikasi tinggi.
Kota dengan perkembangan yang begitu pesat melahirkan pribadi yang agresif dan cepat tanggap terhadap masalahnya. Dengan kondisi kota yang kompleks melahirkan ciri masyarakatnya bersifat revolusioner dalam perubahan sosialnya, perubahan itu searah dengan kondisi kota yang berubah sangat cepat.
Da’wah islam dalam masyarakat
Seperti diutarakan dalam bab terdahulu bahwa strategi da’wah sangat ditentukan oleh bentuk mad’unya. Keragaman masyarakat menuntut adanya suatu strategi yang tepat.
Da’wah islam dikalangan masyarakat kota
Masyarakat kota dengan ciri kemajuannya telah membentuk kepribadian anggotanya lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dari pada orang lain. Artinya  masyarakat kota telah mempunyai kemampuan lebih dari masyarakat lain diluar kota, baik dalam pengertian material maupun immaterial.
Da’wah islam dikalangan masyarakat desa
Masyarakat desa pada umumnya merupakan kelomok sosial yang cenderung kepada pengolahan tanah (alam)nya. Dalam istilah lain adalahh masyarakat agraris (pertanian) oleh karena itu masyarakat sangat tergantung kehidupannya kepada lingkungan alamnya.mata pencaharian dan bahkan sikap dan perilaku masyarakat bersifat alami. Artinya keterkaitan mereka dengan alam lingkungan merupakan ciri yang sangat menonjol.
Da’wah islam di kalangan masyarakat industri
Masyarakat industri merupakan kelompok masyarakat lapisan atas yang tingkat kemajuannya diukur dengan perubahan dan kemajuan zaman atau dapat juga dikatakan sebagai ciri kemajuan itu. Oleh karena itu masyarakat industri termasuk masyarakat elit dari kota besar,yang mewarnai masyarakat kota. Masyarakat ini senantiasa berpacu dengan kemajuan ilmu ddan tehnologi bahkan ilmu dan tehnologi adalah dasar kemajuannya.


Da’wah islam dikalangan masyarakat  terbelakang
Kriteria masyarakat tertinggal dapat dilihat dari tingkat pendidikannya, penghasilannya dan kemampuannya dalam merespon masalah-masalah yang muncul dikalangan mereka. Masyarakat tertinggal adalah dikenal dengan masyarakat terbelakang. Dalam hal ini masyarakat ini terbelakang pendidikannya, rendah penghasilannya dan tingkat pemahamannya termasuk terbelakang atau rendah.

Kepemimpinan dan Komunikasi
Di dalam masalah kepemimpinan, komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang paling mendasar. Sebab seorang pemimpin tidak bisa dipisahkan dari yang dipimpinnya, yang berarti komunikasi adalah salah satu wahanannya. Artinya komunikasi merupakan rutinitas hubungan antara pemimpin dan yang dipimpinnya. Oleh karena itu ada sisi paralelisme antara pemimpin dan komunikator.
Pengertian Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan pada hakekatnya terdapat pada setiap orang, hanya saja berbeda wujudnya dalam kenyataan. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan sekalipun dalam tarap minimal. Sebab setiap orang dituntut adanya rasa tanggung jawab dari apa yang dilakukannya. Kepemimpinan sangat menekannkan adanya tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.

Syarat-syarat Kepemimpinan dalam Islam
Sekalipun masalah persyaratan sangat melekat pada kepribadian seorang pemimpin tetap saja terdapay insifikasi sifat-sifat pemimpin yang dapat dijadikan syarat-syarat kepemimpinan menurut islam.

Tugas-tugas Seorang Pemimpin

1.Mempelopori dan bertanggung jawab atas segala kepemimpinannya.
2.Merencanakan segala kegiatan
3.Kondisi program
4.Operasional program
5.Evaluasi (penilaian ) kerja
6.Membuat suatu kerja lanjutan
Pemimpin Sebagai Komunikator atau Da’i
Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu tentang hubungan komunikasi dan kepemimpinan  yang penekananya titik persamaan keduanya. Dari sisi itu dapat diangkat suatu makna yang jelas tentang kedudukan pemimpin yang mendudukan seorang pemimpin dapat diasumsikan sebagai komunikator. Jika demikian dapat dikatagorikan pemimpin sebagai da’i.  tanggung jawab pemimpin itu terletak pada upaya pemimpin mewujudkan masyarakat utama atau taqwa (muttaqin).

Model Da’wah Seorang Pemimpin
Adanya klasifikasi pemimpin formal dan informal dalam masyarakat memberikan peluang munculnya model da’wah yang sesuai bagi pemimpin. Model da’wah dalam pengertian yang longgar merupakan pola da’wah yang tepat untuk dilahirkan dalam menyampaikan ajaran islam, bagi seorang pemimpin pelaksanaan da’wah harus diartikan secara tepat.










“DAKWAH KOMUNIKATIF”

Resume Buku

uin logo




Disusun oleh:

ANDINA VANDA MARSISTA
109051000005


JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) 4A
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
DAFTAR ISI


DAFTAR ISI……………………………………………………….........................................i
Ilmu Komunikasi Dakwah....................................................................................................... 1
Dakwah Islam dan Perubahan Sosial..................…………………………..…....................…7
Kepemimpinan dan Komunikasi................................................…...……………...................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........

























DAFTAR PUSTAKA


Ghazali, M.A, Dr, M Bahri, 1997, Dakwah Komunikatif, Jakarta: CV. Pedoman Jaya Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar