Ilmu Komunikasi
Da’wah
Pengertian da’wah yang
komunikatif bukan hanya tertuju kepada kemampuan da’I dalam memikat
pendengarannya (mad’unya), melainkan yang paling esensi sekali adalah dapat
diserapnya isi atau materi da’wahnya. Lebih jauh dari pada itu da’wah harus
mampu menciptakan suasana positif bagi masyarakat.
Pengertian
Ilmu Komunikasi Da’wah
Didalam memahami konsep ilmu
komunikasi da’wah harus difahami terlebih dulu setiap konsep yang ada di
istilah itu. Ada dua istilah yang bersifat konseptual yang harus dipisahkan
sehingga jelas pengertiannya, yakni ilmu komunikasi dan da’wah. Dalam
pengertian yang lebih luas, kebersamaan dalam komunikasi mengandung sifat
informatif, artinya bahwa komunikasi merupakan upaya memberikan pengetahuan
agar orang lain tahu dan mengerti. Disisi lain terdapat pula sifat persuasive
yang artinya bahwa komunikasi merupakan upaya mempengaruhi orang lain agar
orang lain mau menerima dan bersedia mengikuti ajaran faham atau keyakinan untuk melakukan atau melaksanakan sesuatu tindakan
atau pebuatan sesuai dengan apa yang disampaikan komunikatornya.
Tujuan
Ilmu Komunikasi Da’wah
Segala sesuatu tindakan memiliki
tujuan yang hendak dicapai termasuk juga kegiatan keilmuan. Ditinjau dari aspek
berlangsungnya suatu kegiatan da’wah, tujuan
komunikasi da’wah terbagi dua:
1.
Tujuan
jangka pendek
Dalam jangka pendek
tujuan kegiatan dakwah itu adalah untuk memberikan pemahaman tentang islam
kepada masyarakat sasara da’wah itu.
2.
Tujuan
jangka panjang
Sedangkan tujuan
jangka panjang dan adanya dakwah yang komunikatif itu adalah untuk mengadakan
perubahan sikap masyarakat da’wah itu.
Aspek-Aspek
Ilmu Komunikasi Da’wah
Didalam operasionalisasi atau
praktek da’wah terdapat unsur-unsur yang sangat menentukan dapat berlangsungnya
da’wah itu dengan baik. Unsur-unsur ilmu komunikasi da’wah itu disebut
aspek-aspek komunikasi da’wah.ada beberapa aspek yang menentukan terjadinya
komunikasi atau da’wah dengan baik.
1.
Aspek
Sumber ( resource)
Sumber, berita atau
informasi dapat diketahui apabila ada pribadi yang menyampaikannya. Oleh karena
itu pada hakekatnya sumber disini yang dimaksud adalah seseorang yang
menyampaikan berita atau informasi.
2.
Aspek
Materi
Materi komunikasi
da’wah sangat menentukan adanya keberhasilan suatu kegiatan da’wah secara menyeluruh,
terutama sekali tujuan yang hendak dicapai. Seorang da’I atau komunikator tanpa
adanya materi yang disampaikan cenderung menjadikan kegiatan da’wah itu tidak
terarah, bahkan menyebabkan hilangnya bentuk da’wah yang sebenarnya.
3.
Aspek
Tujuan Da’wah
Agar kegiatan da’wah
lebih mengena kepada sasaran da’wah maka aspek tujuan juga ikut menentukan.
Tujuan da’wah yang tidak menyebabkan da’wahnya tidak terarah bahkan cenderung
pelaksanaanya da’wah membingungkan dan lebih lagi sasaran atau masyarakat
da’wahnya kemungkinan akan ragu-ragu menerimanya. Oleh karena itu diperlukan
perumusan tujuan da’wah yang jelas.
4.
Aspek
Lingkungan Da’wah
Lingkungan da’wah
merupakan situasi dan kondisi dari masyarakat yang menjadi arah da’wah
tersebut. Lingkungan da’wah juga menentukan keberhasilan da’I dalam
menyampaikan da’wahnya.
5.
Aspek sasaran da’wah ( mad’u)
Sasaran kegiatan
da’wah adalah seluruh anggota masyarakat dengan macam bentuknya. Sasaran
da’wahnya sangat menentukan berlangsungnya suatu kegiatan da’wah. Tanpa adanya sasaran
da’wahnya maka dapat dikatakan bahwa itu pada hakekatnya tidak ada.
6.
Aspek
Alat atau Media Da’wah
Kepentingan da’wah
terhadap adanya alat atau media yang tepat
dalam berda’wah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan
media da’wah akan lebih mudah diterima oleh komunikan (mad’u). Pemanfaan media
dalam kegiatan da’wah mengakibatkan komunikasi antara da’I dan mad’u atau
sasaran da’wahnya akan lebih dekat dan mudah diterima.
Hubungan
komunikasi dan da’wah
Dalam kegiatan komunikasi dan
da’wah terdapat paralelisme yang sifatnya saling isi mengisi dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Adanya aktivitas komunikasi
memungkinkanterlaksananya kegiatan da’wah,begitu pula dengan berda’wah berarti
terlaksana pula tugas-tugas komunikasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
hubungan komunikasi dan da’wah merupakan hubungan kausal artinya makin sering
dilaksanakan komunikasi berarti makin mantap pula da’wah.
Komunikasi
dalam pandangan islam
Islam
sebagai agama sangat menekankan adanya kehidupan saling kolektif,artinya
manusia senantiasa memerlukan orang lain. Oleh karena itu menurut islam bahwa
mendahulukan kepentingan orang lain (orang banyak) dari kepentingan sendiri
adalah lebih terpuji. Itulah sebabnya ajaran islam menganjurkan agar setiap
muslim beramal dan bekerja atas dasar kemanfaatan bagi orang lain.
Tipologi
komunikasi da’wah
Pembicaraan tentang tipologi
komunikasi da’wah menyangkut tentang bentuk komunikasi dalam kegiatan da’wah
atau dengan lain katanya komunikasi yang berimplikasi da’wah. Ada tiga bentuk
komunikasi yang mungkin saja da’wah itu dilaksanakan. Tipologi komunikasi ini
diangkat dari teori danis mequil tentang komunikasi secara umum.
1.
Tipe
perintah (the command type)
Komunikasi
ini bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan atau otoritas antara komunikator
(da’i) dan komunikasi (mad’u). Tujuannya adalah untuk melakukan kontrol dan
perintah.
2.
Tipe
pelayanan (the service type)
Bentuk
komunikasi dengan menggunakan tipe pelayanan merupakan bentuk yang berlaku umum
antara hubungan komunikator dan komunikan sebab pada dasarnya bahwa hubungan
manusia dengan sesamanya merupakan kegiatan jasa, dimana manusia melayani yang
lainnya. Kedua belah pihak terikat oleh kepentingan bersama. Hubungan terjadi
secara seimbang.
3.
Tipe
assosiasi (the assotional type)
Bentuk
komunikasi dengan tipe assosiasi ini memiliki nilai-nilai normatif yang
disepakati bersama. Tipe inibertentang dengan tipe komunikasi perintah, sebab
komunikasinya berlangsung dengan sukarela dan memuaskan hati.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikasi da’wah.
Hal-hal
yang sangat erat dengan kaitannya dengan keberhasilan perlaksanaan da’wah
lazim disebut sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi da’wah.
1.
Faktor
bahasa
Bahasa pada dasarnya merupakan ala komunikasi yang paling
essensial,sebab dengan menggunakan bahasa maka telaksanalah kegiatan komunikasi
secara efektif.
2.
Faktor
metodelogi
Pemahaman metodelogi meliputi
pemahaman keilmuan yang secara sistematik terdiri dari bagian /rangkaian yang
tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya
Berbicara tentang
metodelogi berati mencangkup pembicaraan tentang :
a.
Strategi
Strategi
dalam suatu kegiatan dapat diartikan sebagai langkah-langkah operasional dalam
menuju suatu tujuan dari kegiatan itu,dalam pengertian berhasil dengan baik
dalam sasaran yang dikehendaki.
Pola-pola da’wah yang mungkin dijadikan strategi dalam kegiatan da’wah itu
meliputi :
-
Strategi
da’wah bil lisan
-
Strategi
da’wah bil hal
b.
Pendekatan
Pemahaman
pendekatan harus dipahami dari dua segi yakni pendekatan yang bersifat teoritik
dan praktek, namun perlu diketahui bahwa keduanya sebagai upaya memahami suatu
masalah dengan perantara tertentu. Lebih jauh dari pada itu pendekatan adalah
cara pandang terhadap suatu masalah melalui perantaraan sesuatu sebagai alat
pandangnya dengan alat yang digunakan dapat diketahui masalah diketahui itu
dengan sempurna.
c.
Metode
Didalam
suatu melaksanakan suatu kegiatan da’wah diperlukan metode penyampaian yang
tepat agar tujuan da’wah tercapai. Metode dalam kegiatan da’wah adalah suatu
cara dalam menyampaikan pesan-pesan da’wah.
-
Metode
kuliah atau ceramah
-
Metode
tanya jawab
-
Metode
seminar/diskusi
-
Metode
karya wisata (kunjungan kerja)
-
Metode
kerja lapangan
-
Metode
pemberian bantuan sosial
d.
Tehnik
Tehnik
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi
metode kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang
dharapkan. Didalam kegiatan da’wahpun terdapat
tehnik da’wah da’wah yang diperlukan sesuai dengan metode yang
digunakan.
e.
Kemampuan
mempengaruhi
Faktor
kemamupuan yang ikut berperan dalam berperan mempengaruhi ma’u dalam kegiatan
da’wah yang komunikatif adalah terletak pada adanya yang dimilki oleh da’i.
Kemampuan empiris yang diperoleh melalui pengalaman paling tidak berwujud
kemampuan pengembangan profesi da’’i yang meliputi :
-
Kemampuan
psikologi
-
Kemamupuan
pendidikan
-
Kemampuan
keagamaan
-
Kemampuan
dibidang b.arab
Hambatan-hambatan
komunikasi da’wah
Setiap suatu kegiatan tidak selamanya berjalan dengan
mulus dan lancar,
melainkan terjadi kendala-kendala yang menghambat kelangsungan kegiatan
tersebut, tidak
terkecuali dengan kegiatan komunikasi da’wah. Hal ini dimungkinkan terjadi
karena komunikasi da’wah melibatkan manusia secara kolektif (masyarakat banyak)
yang memilki perbedaan-perbedaan secara mendasar .
Menurut Millard J. Brenvenue bahwa ada beberapa masalah
yang terjadi penghambat terlaksananya komunikasi termasuk didalamnya komunikasi
da’wah yang meliputi :
1. Masalah
yang menyangkut sematik.
2. Masalah
yang menyangkut pengalaman.
3. Struktur
sosial.
4. Selfimage
yang bertahan atau tertutup kepada peruabahan.
Usaha-usaha mengefektifkan komunikasi da’wah
Ann ellenson, seorang ahli komunikasi mengajukan hasil penelitiannya
yang direkomendasikannya sebagai aturan bagi pelaksanaan komunikasi yang
meliput beberapa point yang harus dilakukan oleh komunikator da’wah (da’i) :
1. Usahakan
sekuat mungkin agar rintangan-rintangan yang telah stereotyped.
2. Perlu
diingat bahwa mengerti itu berlangsung dalam dua cara, yaitu
apabila ingin dimengerti berusahalah untuk mengerti tentang orang lain dengan
sebaik-baiknya.
3. Usahakan
untuk mendengar dengan hati terbuka.
4. Usahakan
agar pikiran dan pengalaman saudara dapat sejalan dan dapat mengambil
keuntungan dari proses komunikasi.
5. Berinisiatiflah
untuk mencoba menjelaskan masalah-masalah
yang kabur.
6. Apabila
anda ingin mencari kepercayaan dan keyakinan orang lain, hendaklah
lebih dahulu harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
7. Perhatian
dan sambutlah dengan hangat pandangan orang lain.
8. Jadilah
orang yang dapat mendorong keberanian dan minat orang lain.
Media komunikasi da’wah
Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan ilmu
dan tehnologi,
tidak terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sasaran
menghubugkan suatu masyarakat dengan masyarakat dibumi lain. Da’wah sebagai
suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan
teknologi komunikasi yang semakin canggih, memerlukan
suatu adaptasi terhadap kemajuan itu.
1. Media
visual
Media
komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan memanfaatkan indra penglihat dalam menangkap
datanya.
2. Media
auditif
Media
auditif dalam pemahaman komunikatif merupakan alat komunikasi yang berbentuk
hasil teknologi canggih dalam wujud hardware,media auditif dapat ditangkap
melalui indra pendengaran.
3. Media
audio visual
Media audio visual merupakan perangkat komunikasi yang
dapat ditangkap baik melalui indra pendengar maupun penglihatan.
Da’wah Islam dan Perubahan Sosial
Da’wah
pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi eseorang dalam bertindak dan
berprilaku. Dengan da’wah diharapkan akan mampu mengubah kepribadian baik
secara induvidu maupun kolektif. Oleh karena itu da’wah adalah agen perusahaan
baik dalam pengertian material maupun immaterial. Da’wah dalam immaterial
dikenal dengan bil lisan,
yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif.
Sedangkan da’wah yang berdimensi materila yang disebut da’wah bil hal karena
lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang
agar mad’unya
lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatannya sehari-harinya.
Tipologi masyarakat
Tinjauan masyarakat dari sudut pandang tipologi ini dapat
ditarik dari aspek adanya karakteristik
suatu masyarakat. Setiap masyarakat memilki ciri-ciri yang melekat padanya, terutma
masalah watak,
sikap atau perilaku masyarakat itu.
Klasifikasi masyarakat
Pada hakekatnya masyarakat apabila ditinjau dari kondisi
sosial budayannya dapat dibagi menjadi dua macam, yakni masyarakat yang berada
dipedesaan dan masyarakat yang berada diperkotaan. Perbedaan-perbedaan diatas
mempengaruhi sikap dan periaku masyarakat. Secara tidak langsung terjadi perubahan
sosial dengan ciri-ciri yang berbeda atau tersendiri.
Desa dengan keadaan lingkungannya melahirkan masyarakat
yang masih murni dan alami,
dalam arti kata tidak
banyak berubah dan aslinya. Adat istiadat, budaya dan doktrin
yang berkembang sangat kuat dan menjadikan masyarakat patuh, loyal dan
berdedikasi tinggi.
Kota dengan perkembangan yang begitu pesat melahirkan
pribadi yang agresif dan cepat tanggap terhadap masalahnya. Dengan kondisi kota
yang kompleks melahirkan ciri masyarakatnya bersifat revolusioner dalam
perubahan sosialnya, perubahan itu searah dengan kondisi kota yang berubah
sangat cepat.
Da’wah islam dalam masyarakat
Seperti diutarakan dalam bab terdahulu bahwa strategi
da’wah sangat ditentukan oleh bentuk mad’unya. Keragaman masyarakat menuntut adanya
suatu strategi yang tepat.
Da’wah islam dikalangan
masyarakat kota
Masyarakat kota dengan ciri kemajuannya telah membentuk
kepribadian anggotanya lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dari pada
orang lain. Artinya masyarakat kota telah
mempunyai kemampuan lebih dari masyarakat lain diluar kota, baik dalam
pengertian material maupun immaterial.
Da’wah islam dikalangan
masyarakat desa
Masyarakat desa pada umumnya merupakan kelomok sosial
yang cenderung kepada pengolahan tanah (alam)nya. Dalam istilah lain adalahh
masyarakat agraris (pertanian) oleh karena itu masyarakat sangat tergantung
kehidupannya kepada lingkungan alamnya.mata pencaharian dan bahkan sikap dan
perilaku masyarakat bersifat alami. Artinya keterkaitan mereka dengan alam lingkungan
merupakan ciri yang sangat menonjol.
Da’wah islam di kalangan
masyarakat industri
Masyarakat industri merupakan kelompok masyarakat lapisan
atas yang tingkat kemajuannya diukur dengan perubahan dan kemajuan zaman atau
dapat juga dikatakan sebagai ciri kemajuan itu. Oleh karena itu masyarakat
industri termasuk masyarakat elit dari kota besar,yang mewarnai masyarakat
kota. Masyarakat ini senantiasa berpacu dengan kemajuan ilmu ddan tehnologi
bahkan ilmu dan tehnologi adalah dasar kemajuannya.
Da’wah islam dikalangan
masyarakat terbelakang
Kriteria masyarakat tertinggal dapat dilihat dari tingkat
pendidikannya, penghasilannya dan kemampuannya dalam merespon masalah-masalah
yang muncul dikalangan mereka. Masyarakat tertinggal adalah dikenal dengan masyarakat
terbelakang. Dalam hal ini masyarakat ini terbelakang pendidikannya, rendah
penghasilannya dan tingkat pemahamannya termasuk terbelakang atau rendah.
Kepemimpinan dan
Komunikasi
Di dalam masalah kepemimpinan, komunikasi
merupakan salah satu aktivitas yang paling mendasar. Sebab seorang pemimpin
tidak bisa dipisahkan dari yang dipimpinnya, yang berarti komunikasi adalah
salah satu wahanannya. Artinya komunikasi merupakan rutinitas hubungan antara
pemimpin dan yang dipimpinnya. Oleh karena itu ada sisi paralelisme antara
pemimpin dan komunikator.
Pengertian
Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan pada
hakekatnya terdapat pada setiap orang, hanya saja berbeda wujudnya dalam
kenyataan. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan
sekalipun dalam tarap minimal. Sebab setiap orang dituntut adanya rasa tanggung
jawab dari apa yang dilakukannya. Kepemimpinan sangat menekannkan adanya
tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Syarat-syarat
Kepemimpinan dalam Islam
Sekalipun masalah persyaratan
sangat melekat pada kepribadian seorang pemimpin tetap saja terdapay insifikasi
sifat-sifat pemimpin yang dapat dijadikan syarat-syarat kepemimpinan menurut
islam.
Tugas-tugas
Seorang Pemimpin
1.Mempelopori dan
bertanggung jawab atas segala kepemimpinannya.
2.Merencanakan segala
kegiatan
3.Kondisi program
4.Operasional program
5.Evaluasi (penilaian
) kerja
6.Membuat suatu kerja
lanjutan
Pemimpin
Sebagai Komunikator atau Da’i
Sebagaimana dikemukakan pada
bagian terdahulu tentang hubungan komunikasi dan kepemimpinan yang penekananya titik persamaan keduanya.
Dari sisi itu dapat diangkat suatu makna yang jelas tentang kedudukan pemimpin
yang mendudukan seorang pemimpin dapat diasumsikan sebagai komunikator. Jika
demikian dapat dikatagorikan pemimpin sebagai da’i. tanggung jawab pemimpin itu terletak pada
upaya pemimpin mewujudkan masyarakat utama atau taqwa (muttaqin).
Model
Da’wah Seorang Pemimpin
Adanya klasifikasi pemimpin
formal dan informal dalam masyarakat memberikan peluang munculnya model da’wah
yang sesuai bagi pemimpin. Model da’wah dalam pengertian yang longgar merupakan
pola da’wah yang tepat untuk dilahirkan dalam menyampaikan ajaran islam, bagi
seorang pemimpin pelaksanaan da’wah harus diartikan secara tepat.
“DAKWAH KOMUNIKATIF”
Resume Buku

Disusun
oleh:
ANDINA
VANDA MARSISTA
109051000005
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI) 4A
FAKULTAS
ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI……………………………………………………….........................................i
Ilmu
Komunikasi Dakwah.......................................................................................................
1
Dakwah
Islam dan Perubahan Sosial..................…………………………..…....................…7
Kepemimpinan
dan Komunikasi................................................…...……………...................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........
DAFTAR
PUSTAKA
Ghazali, M.A, Dr, M Bahri, 1997, Dakwah Komunikatif, Jakarta: CV. Pedoman
Jaya Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar