Awal dari
sebuah kebosanan yang menghadirkan kami disebuah tempat tongkrongan. Cerita
demi cerita dari setiap kawan muncul, sebuah ide muncul ketika kami mendapat
cerita tentang mendaki. Ketertarikan itu memicu kawan-kawan, sebuah tongkrongan
yang kami beri nama LBH (Lelaki Baja Hitam), yang memiliki aktivitas rutin
futsal setiap Jum’at malam.
Singkat
cerita, akhirnya kami satu tongkrongan yang berisikan lebih dari 15 manusia
ganteng, memutustak yang ingin mengikuti trip ke gunung papadayan hanyalah 6
orang, diantaranya adalah Sulton, Amrih, Topas, Aldi dan sikembar
(Ikhsan&Hafidz). Rencan kepergian kami untuk menikmati keindahan alam Jawa
Barat sudah terencana dari sebelum bulan Ramadhan 1435 H/ sekitar bulan juni
(lama bingiiitttss). Dari sini kami menyiapkan alat-alat ataupun logistik yang
akan dibawa nantinya, maklum lah dari beberapa tim kami baru pertama kali
mendaki, jadi agak di persiapkan secara matang-matang.
Disingkat
ceritanya, Kamis, 21 Agustus 2014, pukul 20.10 WIB kami siap berangkat dari
Pamulang, Tangerang Selatan, saat itu si kembar belum juga tiba ketempat kita
berkumpul, yang dijadwalkan sebelumnya, jam 20.00 Wib kita sudah berada di Pol
Primajasa di daerah Gaplek Pamulang. Tetapi karena si kembar ngaret maka dari
itu kami harus menunggu hingga pukul 20.38 Wib. Kalau dilihat dari jadwal
keberangkatan bis Primajasa di pol nya, seharusnya sudah tidak ada
keberangkatan lagi karena pukul 21.00 wib adalah jadwal terakhir keberangkatan
bis. Ada lagi pukul 05.00wib, setelah subuh baru ada lagi.
Dari depan
komplek kami yang biasa disebut dengan daerah ‘Portal’ kami naik angkot jurusan
Ciputat, dengan ongkos sebesar Rp 3.000,- /orang. Sebelum sampai pasar Ciputat
ada namanya pasar Cimanggis, disini kami sambung angkot jurusan Ciputat-
Parung, dengan ongkos Rp 3.000,-/ orang.
Sesampainya di pol Primajasa, ternyata memang sudah tidak ada lagi, kami
di sarankan untuk naik bis primajasa jurusan Lebak Bulus – Tasikmalaya, lalu
turun di tol Cileunyi lalu sambung lagi menggunakan bis jurusan Termnal Guntur.
Tawar menawar kami lakukan, akhirnya bis Primajasa Jurusan Lebak Bulus – Garut
di berangkatkan juga. Perjalanan kami dimulai dengan kesan yang berarti bagi
saya, sebelumnya sih saya belum pernah tawar menawar macam seperti ini. Pukul
21.30 Wib bis Primajasa berangkat dari pol, dengan membayar ongkos sebesar Rp
42.000,-/ orang sampai Terminal Guntur.
Jum’at, 22
Agustus 2014, 02.15 Wib, tiba lah kami di terminal Guntur, kami disambut dengan
dinginnya Kota Garut pada waktu itu. Saat tiba di Terminal Guntur, perut kami
yang agak ‘karet’ ini mulai mengeluarkan nada-nada kelaparan. Alhamdulillahnya
masih ada kios ayam goreng kakilima yang masih buka, satu porsi sekitar Rp
13.000,- dengan menu Nasi Putih, Ayam Goreng, lalapan dan Sambel (sambelnya
pedeees bingiits coy). Kita memutuskan untuk makannya di daerah Cisurupan,
pintu masuk ke Gunung Papadanyan. Dari Terminal Guntur ke Cisurupan kami naik
angkot sekitar Rp 15.000,-/orang dengan jarak tempuh waktu sekitar 35menit.
Setibanya
kami di Cisurupan, kami membuka bekel dari terminal Guntur tadi, setelah
kenyang, kami lanjut untuk ke BaseCamp David. Untuk menuju Camp David kami
harus naik mobil Pick Up/ bak terbuka
sebesar Rp 20.000,-/orang. Tanjakan demi tanjakan kita lalui, jalan yang agak Off Road ini membuat kami tidak nyaman,
karena kami kan duduk di atas besi, kan mobilnya bukan mobil Off Road tapi mobil bak terbuka,
kebayang dong gimana rasanya -_-‘’ tapi langit Garut memberikan keindahannya,
taburan Bintan dan Senyuman Bulan Sabit menghiasi langit saat itu. Rasa tidak
nyaman diatas mobil Pick Up, terhapus
karena keindahan langit dipagi buta saat itu.
Setibanya
di pos pendaftaran, kami mendaftarkan Tim dengan biaya Rp 5.000,-/orang. Harganya naik, tahun 2013 pas saya ke Gunung
Papandayan, masih Rp 2.000,-/orang, yaudah gapapa Intermezo dikit lah yah.
Hehehe. Lanjut lagi nih, setelah itu kami istirahat sejenak dan melakukan
Shalat Subuh, dingin banget pas abis Wudhu hehehe. Ngopi-ngopi unyu sudah,
tepat pukul 06.00 wib, kami mulai mendaki. Sesampainya di Kawah Papadayan
sekitar 06.30 wib. Foto-foto dulu lah, selfie-selfie an dikit. Setelah
foto-foto sekalian istirahat sebentar, lalu lanjut mendaki kembali. Sesampainya
di jalur pipa biru atau menuju Lawang Angin kami sempat beristirahat sebentar,
sekitar pukul 08.30wib kami masak-masak mie instan dulu, isi tenaga sedikit.
Tepat pukul 10.00 wib kami melanjutkan perjalanan, bertemu dengan pendaki yang lainnya. Saat menuju lawang
angin, kita bertemu 3 orang cewe yang lagi neduh, kita mikirnya mereka itu Cuma
iseng aja mau neduh, pas ditanya eh katanya abis di kejar anjing/serigala warna
hitam. Wadoooow neng ada-ada aja deh. Mereka Nekat Traveller bukan Neked
Traveller, mereka cerita gak ada persiapan apa-apa untuk ke Papandayan, dan
mereka pernah dadakan juga pergi kepulau Pari yang Cuma modal Uang aja. Saat ke
Papandayan juga begitu, Cuma pake flat
shoes nih para cewe, sangar juga nih. sampai lah di Pos II untuk laporan, dengan membayar seikhlasnya.
![]() |
POS II |
Ke tiga cewe itu ikut bersama kami sampai Pondok Saladah pukul 11.10 Wib. Kami buka tenda dan nyuguhin sedikit makanan yang kita punya buat para cewe-cewe ini. Setelah tenda berdiri, para cewe-cewe ini lanjut untuk pulang dengan penuh nekatnya (bukan sembarang cewe nih cewe). Ya kalo kita sih mau Have Fun disini, tidak dikejar waktu. Hehehe. Lanjut ke kisah perjalanan kami yang menyenangkan, setelah makan dan berberes tenda, kita istirahat bobo unyu.
Malam pun
tiba, dingin pun menghampiri dibalik tebalnya kabut Pondok Salada pukul 19.30
wib. Terdengar dari bukit menuju Tegal Alun, teriakan orang meminta tolong, dan
saya sih kepo ada apa gerangan disana, ternyata oh ternyata seiiring kabar
burung katanya ada yang tersesat dijalur menuju Tegal Alun, kami tidak bisa
berbuat apa-apa, tapi ada pendaki lain yang berusaha untuk menolongnya. Kami berfikir,
kami belum begitu banyak tentang pendakian, kalo kami sok tau nyari orang,
orang yang dicari sudah selamat, malah kami yang dicari. Jadi kami serahkan
kepada yang berpengalaman atau serahkan kepada Ranger setempat. Hehehe.
Ke esokan
harinya 23/08/2014, kami menuju Hutan Mati Papandayan, pukul 08.00 wib setelah
sarapan agar-agar kita langsung mau menikmati keindahan Hutan Mati. Pukul 08.35
wib kami tiba disana. Berfoto ria yang hanya kami lakukan (masa mau coret-coret
dibatu, kaya alay dong hahaha). Selanjutnya kami turun ke tenda kami. Sempat kaget
pukul 11.00 wib Pondok Saladah sudah disulap menjadi perkampungan pendaki. Penuh
bingiiitsss, dan ada yang lagi ngerayain Anniversary
bengkel motor terkemuka. Penuh deh jadinya. Saat ditenda, yang awalnya sebelah
Timur (kiri) tenda kami tidak ada tenda pendaki lain, eh saat itu sudah ada. Dan
berkenalan kami, ternyata oh ternyata, berasal dari Pamulang juga (dunia sempit
vrooohhh!!)
Minggu 24
Agustus 2014, pukul 08.00 wib, setelah sarapan dan beres-beres alat masak, kami
bersiap-siap untuk pulang kerumah. Operasi semut kami lakukan untuk menjaga
kebersihan disana, kantong sampah kami bawa turun (ini penting bingits vrooh). Pukul
11.00 wib kita sudah bergegas untuk turun. Setelah melapor di Pos II kami
langsung turun ke Camp David. Saat di Kawah Papandayan kami berfoto-foto ria. Hehehe.
15.30 wib,
setibanya di Terminal Guntur, kami bergegas untuk membersihkan diri di WC umum
depan terminal. Bersih kok kamar mandinya, dengan membayar Rp 3.000,- kita
kembali kece lagi. Hehehe. Setelah bersih-bersih badan kami menyempatkan diri
untuk makan dulu. Setelah itu pukul 17.00 wib kami bergegas menuju bis tujuan
Lebak Bulus. Daaaaan satu bis penumpangnya pendaki semua, ini bis di sewa yah
buat para pendaki. Hahaha.
Pukul 22.45
wib kami tiba di pol Primajasa, dan kami bergegas untuk pulang kerumah
masing-masing. Canda tawa kami selama 4 hari bersama mengukir indahnya
persahabatan kami. Terima kasih Alam, Terima Kasih Allah SWT yang memberikan
keindahan di muka bumi ini, memberikan keindahan di Negeri ini. Alhamdulillah
kami masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebesaran ciptaan-Mu ya Rabb.
Sekian dari
perjalanan kami menuju Gunung Papandayan 2622 Mdpl, Garut, Jawa Barat. Nantikan
cerita Trip kami selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar